PENJARANGAN GENETIK SEBAGAI STRATEGI PENINGKATAN PRODUKSI GETAH PINUS DI PERUM PERHUTANI

  • Suryanaji Departemen Riset dan Inovasi, Perhutani Forestry Institute (PeFI)
  • Mohammad Na’iem Departemen Riset dan Inovasi, Perhutani Forestry Institute (PeFI)
Kata Kunci: Pinus merkusii, Roguing, Produktivitas getah

Abstrak

Perum Perhutani sebagai produsen kayu jati terbesar di Indonesia telah mengalami penurunan potensi tegakan kayu sehingga memerlukan alternatif komoditas lain yang mampu menopang dari aspek finansial perusahaan. Pinus dapat dipilih sebagai alternatif komoditas yang diharapkan mampu menghasilkan peningkatan pendapatan yang cukup menjanjikan. Peningkatan produksi getah pada aspek materi genetik tanaman pinus yang dikelola harus menjadi target pokok terhadap upaya peningkatan tersebut. Pembangunan Kebun Benih Semai diharapkan menghasilkan tegakan Pinus merkusii yang memiliki getah banyak. Sampai saat ini tanaman uji Pinus merkusii bocor getah yang ditanam oleh Perum Perhutani belum mampu menghasilkan benih dalam jumlah yang cukup. Penelitian ini mengkaji strategi pemilihan penjarangan genetik berdasarkan evaluasi nilai heritabilitas, produktivitas serta peningkatan genetiknya untuk menghasilkan tindakan yang paling tepat terhadap kebun benih untuk menghasilkan benih unggul. Hasil penelitian merekomendasikan penjarangan perlu dilakukan secara bertahap pada level treeplot di dalam family. Peningkatan produksi diharapkan menjadi 60 gram/pohon/3 hari dari sebelumnya sebesar 54 gram/pohon/3 hari. Kajian ini merekomendasikan penjarangan harus segera dilaksanakan untuk menurunkan inbreeding dan memacu pembungaan sehingga dapat diperoleh jumlah benih yang optimal.

##plugins.generic.paperbuzz.metrics##

##plugins.generic.paperbuzz.loading##

Unduh

##plugins.generic.usageStats.noStats##

Referensi

Gill, J.G.S. 1988. Juvenile-mature correlations and trends in genetic variances in sitka spruce in Britain. Silvae Genetica, 35 (5–6), 189–194.

Hamzah, H., Suharjito, D., Istomo, I. 2016. Efektifitas kelembagaan lokal dalam pengelolaan sumber daya hutan pada Masyarakat Nagari Simanau, Kabupaten Solok. Risalah Kebijakan Pertanian dan Lingkungan Rumusan Kajian Strategis Bidang Pertanian dan Lingkungan, 2(2), 116-128.

Koski, V. 1982. Quantified standards for regional clonal (pine) seed orchards (in Finland). Forest Genetic Resources-Information (FAO), 11, 11-19. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0023544.

Lai, M., Dong, L., Yi, M., Sun, S., Zhang, Y., Fu, L., Xu, X., Lei, L., Leng, C., Zhang, L. 2017. Genetic variation, heritability and genotype environment interactions of resin yield, growth traits and morphologic traits for Pinus elliottii at three progeny trials. Forest, 8 (11). https://doi.org/10.3390/f8110409.

Leksono, B. 1994. Variasi genetik produksi getah Pinus merkusii Jung et de Vriese. Thesis, tidak dipublikasikan. Universitas Gadjah Mada.

Perhutani. 2018. Laporan Tahunan 2018. Perum Perhutani.

Purwanta, S., Suryanaji. 2009. Deteksi produktivitas dan kandungan getah Pinus merkusii, Pinus carribaea dan Pinus oocarpa di RPH Garahan BKPH Sempolan KPH Jember. Buletin Puslitbang, 12, 808-815.

Roberds, J.H., Strom, B.L. 2006. Repeatability estimates for resin yield measurements in three species of the Southern Pines. Forest Ecology and Management, 14, 259–273. https://doi.org/10.1016/j.foreco.2006.03.005.

Stansfield, W.D. 1991. Theory and Problem of Henetics (Schaum’s Outline Series). Singapore: Mc Graw-Hill Inc.

Pramudita, A., Suryanaji, S. 2021. Analisis penetapan harga kayu jati plus perhutani berdasarkan Stumpage Cost dan Willingness to Pay. Risalah Kebijakan Pertanian dan Lingkungan Rumusan Kajian Strategis Bidang Pertanian dan Lingkungan, 8(2), 53-59. https://doi.org/10.29244/jkebijakan.v8i2.28140.

Tadesse, W., Nanos, N., Auñon, F., Alia, R., Gil, L. 2001. Evaluation of high resin yielders of Pinus pinaster Ait. Forest Genetics, 8 (4), 271-278.

Diterbitkan
2023-04-01
Bagian
Articles
Tidak ada artikel terkait yang ditemukan