DESAIN PENYELENGGARAAN PENYULUHAN MENDUKUNG PROGRAM KAWASAN PERTANIAN SEJAHTERA (SAPIRA) DI KABUPATEN PRINGSEWU PROVINSI LAMPUNG

  • Fauziah Yulia Adriyani Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung
Kata Kunci: Lampung, penyuluhan, SAPIRA

Abstrak

Pelaksanaan program pembangunan pertanian membutuhkan peran penyuluh sebagai pendamping yang memiliki kinerja baik. Akan tetapi, penyelenggaraan penyuluhan belum dirancang untuk mendukung pelaksanaan program pembangunan pertanian. Hal ini menyebabkan penyuluh sebagai ujung tombak dan pendamping yang berinteraksi langsung dengan sasaran dan pelaksana program, belum dapat bekerja dengan optimal. Berdasarkan potensi dan kendala yang dihadapi, desain penyelenggaraan penyuluhan di Kabupaten Pringsewu pada tahap awal difokuskan pada peningkatan kemampuan pos penyuluhan pedesaan dan kelompok tani sebagai kelas belajar petani dalam upaya mengatasi kekurangan tenaga penyuluh serta meningkatkan kemampuan penyuluh dalam aspek manajemen. Selain sinergitas antar instansi dalam pelaksanaan program pembangunan pertanian juga diperlukan sinergitas metode penyuluhan yang digunakan.

##plugins.generic.paperbuzz.metrics##

##plugins.generic.paperbuzz.loading##

Unduh

##plugins.generic.usageStats.noStats##

Referensi

Adriyani, F.Y., Kiswanto. 2016. Kinerja Penyuluhan dalam Pelaksanaan SL PTT Padi Sawah Irigasi di Provinsi Lampung. Prosiding Seminar Nasional Agroinovasi Spesifik Lokasi Untuk Ketahanan Pangan Pada Era Masyarakat Ekonomi ASEAN. Lampung. Halaman 360-365.

Adriyani, F.Y., dkk. 2017. Pengembangan Model Kawasan Sekolah Lapang Mandiri Benih Padi di Lampung. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP). Lampung. Halaman 33.

Badan Pusat Statistik. 2017. Laporan Bulanan Data Sosial Ekonomi. Badan Pusat Statistik.

Boyle, P.G. 1981. Planning Better Program. McGraw-Hill. Inc. New York. Halaman 241.

Dinas Pertanian Pringsewu. 2019. Program Penyuluhan Kabupaten Pringsewu. Dinas Pertanian Pringsewu.

Hanggana, S. 2017. Analisis Kelemahan Regulasi Poktan, Gapoktan, UPJA, dan LKM-A Dalam Peningkatan Pendapatan Petani. Analisis Kebijakan Pertanian. Vol. 15 (2) 2017: pp 137-149.

Ife, J. 2002. Community Development. Longman. Australia. Halaman 309.

Ingram, P., Simons, T. The Transfer of Experience in Groups of Organizations: Implications for Performance and Competition. Management Science 48 (12): pp 1517-1533.

Lionberger, H.F. 1982. Communication Strategies A Guide for Agricultural Change Agent.

Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 03/Permentan/Pp.410/1/2010 Tentang Pedoman Pembinaan Kelembagaan Pelatihan Pertanian Swadaya. Halaman 322

Adji, F.Y., Sustiyah, Sulistiyanto, Y. 2012. Peningkatan Pengetahuan Petani tentang Bahaya Pirit (Fes­­2) dan Upaya Penanggulangannya pada Usaha Pertanian Pasang Surut di Daerah Mentaren Kalimantan Tengah. https://jurnalagriepat.wordpress.com /2012/03/ 11/ peningkatan-pengetahuan-petanitentang-bahaya-pirit-fes2 sustiyah/.

Andini, K.S., Nugraha, P.G.P., Martikanto, T, Theresia, A. 2014. Pengembangan Masyarakat Community Development Acuan bagi Praktisi, Akademisi, dan Pemerhati Pengembangan Masyarakat. UPT UNS Press. Surakarta.

Suyadi, B., Sukidin, Triwidarti, T. 2015. Peran Kelompok Tani Sampurna dalam Meningkatkan Pengetahuan Petani dan Hasil Produksi Padi di Desa Jenggawah Kecamatan Jenggawah Kabupaten Jember. Artikel Ilmiah Mahasiswa. I (1): 1-6.

Undang-undang No. 16. 2006. Sistem Penyuluhan Pertanian Peternakan Perkebunan dan Kehutanan.

Wijayanto, B., Kiswanto. 2008. Model Laboratorium Lapang dalam SL-PTT sebagai Upaya untuk Membangun Persepsi Petani terhadap PTT. Prosiding Seminar Hasil Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian. Halaman 216-221.

Diterbitkan
2021-08-01
Bagian
Articles
Tidak ada artikel terkait yang ditemukan