Pengaruh Pemeliharaan Intensif pada Kambing Terhadap Infeksi Parasit Cacing Gastrointestinal di Desa Rajabasa Lama Kabupaten Lampung Timur

  • Vindo Rossy Pertiwi Politeknik Negeri Lampung
  • Otto Sahat Martua Silaen Program Doktor Ilmu Biomedik, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Jakarta Selatan, 10430, DKI Jakarta, Indonesia
Keywords: cacing, gastrointestinal, kambing, parasit

Abstract

Ternak kambing merupakan alternatif bagi pemenuhan kebutuhan protein hewani karena memiliki siklus reproduksi yang lebih cepat dibandingkan sapi dan kerbau. Pemeliharaan intensif yang tidak tepat dapat berdampak negatif pada kesehatan kambing, terutama terkait dengan infeksi parasit cacing gastrointestinal. Desa Rajabasa Lama salah satu wilayah yang potensial untuk ternak kambing. Namun ternak sebagian besar dikandangkan dengan model panggung di area dekat rumah. Hal ini dapat menjadi masalah kesehatan bagi ternak dan manusia. Pada penelitian ini menggunakan sampe feses kambing sejumlah 50 ekor dengan menggunakan metode natif dan apung. Hasil penelitian menunjukan adanya telur Oesophagostomum sp. (36%), telur Strongyloides sp. (22%), dan telur Moniezia sp. (8%). Kejadian infeksi parasit di Desa Rajabasa Lama dapat dipengaruhi oleh faktor pemeliharaan. Secara umum, pemeliharaan kambing di wilayah tersebut dilakukan secara intensif. Sistem pemeliharaan intensif yaitu menempatkan ternak di dalam kandang dan tidak digembalakan serta dapat akibat dari pemberian pakan berupa rumput hijauan dan tambahan berupa onggok. Kesimpulan dari penelitian ini adalah infeksi parasit cacing gastrointestinal merupakan masalah yang signifikan dalam pemeliharaan kambing di Desa Rajabasa Lama, Kabupaten Lampung Timur. Hal ini menunjukkan bahwa langkah-langkah pengendalian dan pencegahan infeksi perlu diterapkan secara efektif.

References

[1] Pfukenyi DM, Mukaratirwa S. (2013). A review of the epidemiology and control of gastrointestinal nematode Infections in cattle in Zimbabwe. Onderstepoort Journal of Veterinary Research. 80(1): 1-12.
[2] Winarso A. 2018. Infeksi parasit gastrointestinal pada kambing di Kupang. ARSHI Vet Lett (2018) 2 (2): 25-26.
[3] Cabaret, J.; Bouilhol, M.; Mage, C. Managing helminths of ruminants in organic farming. Vet. Res. (2002) 33, 625–640. [CrossRef][PubMed]
[4] Juszczak, M.; Sadowska, N.; Udała, J. Parasites of the digestive tract of sheep and goats from organic farms in Western Pomerania, Poland. Ann. Parasitol (2019) 65, 245–250.
[5] Pilarczyk B., Tomza-Marciniak A., Pilarczyk R., Bombik E., Seremak B., Udała J., Sadowska N. (2021). A Comparison of the Prevalence of the Parasites of the Digestive Tract in Goats from Organic and Conventional Farms
[6] Chartier, C.; Paraud, C. 2012. Coccidiosis due to Eimeria in sheep and goats, a review. Small Rumin. Res. 103, 84–92.
[7] Charlier, J.; Höglund, J.; von Samson-Himmelstjerna, G.; Dorny, P.; Vercruysse, J. Gastrointestinal nematode infections in adult dairy cattle: Impact on production, diagnosis and control. Vet. Parasitol. 2009, 164, 70–79. [CrossRef]
[8] Regassa, F.; Sori, T.; Dhuguma, R.; Kiros, Y. Epidemiology of gastrointestinal parasites of ruminants in western Oromia, Ethiopia. Intern. J. Appl. Res. Vet. Med. 2004, 4, 57–64.
[9] Chavhan, P.B.; Khan, L.A.; Raut, P.A.; Maske, D.K.; Rahman, S.; Podchalwar, K.S.; Siddiqui, M.F. Prevalence of nematode parasites of ruminants at Nagpur. Vet. World 2008, 1, 140.
[10] Githigia, S.M.; Thamsborg, S.M.; Munyua, W.K.; Maingi, N. Impact of gastro-intestinal helminths on production in goats in Kenia. Small Rumin. Res. 2001, 42, 21–29. [CrossRef]
[11] Maichimo MW, Kagira JM, Walker T. 2004. The Point Prevalence of Gastrointestinal Parasites in Calve, Sheep and Goats in Magadi division, South-Western Kenya. The Onderstepoort J. Vet 71: 257 – 261.
[12] Mukti T., Oka IBM., Dwinata I.M. (2016). Prevalensi Cacing Nematoda Saluran Pencernaan pada Kambing Peranakan Ettawa di Kecamatan Siliragung, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.
[13] Beriajaya, Stevenson P. (1986). Reduced Productivity on Small Ruminants in Indonesia as a Result of Gastrointestinal Nematode Infections Proc 5th Int Conf Lvstk Dis Trop . 28-30.
[14] Handayani SW, Gatenby RM. (1988). Effect of Management System, Legume Feeding and Anthelmintic Treatment on the Performance of Lambs in North Sumatera. Trop .Anim.HIth .Prod 20: 122-128
[15] Widodo A, Lamid M, Effendi MH, Khairullah AR, Riwu KHP, Yustinasari LR, Kurniawan SC, Ansori ANM, Silaen OSM, Dameanti FNAEP. (2022). Antibiotic sensitivity profile of multidrug-resistant (MDR) Escherichia coli isolated from dairy cow's milk in Probolinggo, Indonesia. Biodiversitas 23(10): 4971-4976. DOI: 10.13057/biodiv/d231002
[16] Afnani DA, Fatih N, Effendi MH, Tyasningsih W, Khairullah AR, Kurniawan SC, Silaen OSM, Ramandinianto SC, Widodo A, Riwu KHP. (2022). Profile of Multidrug Resistance and Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus (MRSA) isolated from cats in Surabaya, Indonesia. Biodiversitas 23(11): 5703-5709. DOI: 10.13057/biodiv/d231121.
[17] Pertiwi VR., Rifiandi N., Sofiana A. (2023). Infeksi Parasit Gastrointestinal pada Kambing (Capra aegagrus hircus) di Desa Rajabasa Lama Kabupaten Lampung Timur. Jurnal Peternakan Terapan (PETERPAN) Vol. 5 (1):10—15
[18] Nafiu, L. O., Pagala, M. A., & Mogiye, S. L. (2020). Karakteristik Produksi Kambing Peranakan nEtawa Dan Kambing Kacang Pada Sistem Pemeliharaan Berbeda Di Kecamatan Toari, Kabupaten Kolaka. Jurnal Ilmu Produksi dan Teknologi Hasil Peternakan, 8(2), 91–96. https://doi.org/10.29244/jipthp.8.2.91-96
[19] Supriadi S. , Kutbi MK., Nurmayani S. (2020). Identifikasi Parasit Cacing Nematoda Gastrointestinal pada Sapi Bali (Bos Sondaicus) Di Desa Taman Ayu Kabupaten Lombok Barat. Bioscientist : Jurnal Ilmiah Biologi Vol. 8, No. 1.
[20] Levine, 1994, Parasitologi Veteriner, Gajah Mada University Press, Yogyakarta.
[21] Dhewiyanty V, Setyawati TR , Yanti AH. (2015). Prevalensi dan Intensitas Larva Infektif Nematoda GastrointestinalStrongylida dan Rhabditida pada Kultur Feses kambing (Caprasp.)di Tempat Pemotongan Hewan Kambing Pontianak. Protobiont (2015) Vol. 4 (1) : 178-183.
[22] Handojo CM, Apsari IAP., Widyastuti SK. (2021). Prevalensi dan Faktor Risiko Strongyloides papillosus pada Kambing-Kambing di Kota Denpasar. Indonesia Medicus Veterinus. pISSN: 2301-7848; eISSN: 2477-6637.
[23] Abusari M., Nugroho TAE., Datau F. (2021). Prevalensi Cestodiasis Saluran Pencernaan Pada Kambing. Jambura Journal of Animal Science. Volume 4 No 1 November 2021
[24] Nugraheni, N. (2015). Identifikasi cacing endoparasit pada feses sapi potong sebelum dan sesudah proses pembentukan biogas digester fixed-dome. Students e-Journal, 4(3)
[25] Rahmann, G.; Seip, H. Alternative management strategies to prevent and control endo-parasite diseases in sheep and goat farming systems—A review of the recent scientific knowledge. Landbauforsch. Völkenrode 2007, 57, 75–88.
Published
2023-10-06
How to Cite
PertiwiV. R., & Otto Sahat Martua Silaen. (2023). Pengaruh Pemeliharaan Intensif pada Kambing Terhadap Infeksi Parasit Cacing Gastrointestinal di Desa Rajabasa Lama Kabupaten Lampung Timur. Jurnal Veteriner Dan Biomedis, 1(2), 72-76. https://doi.org/10.29244/jvetbiomed.1.2.72-76.
Section
PENELITIAN/ RESEARCH