Analisis Penggunaan Lahan dan Pola Ruang Berbasis Koefisien Regim Aliran (KRA) pada DAS Air Bengkulu

  • Iffah Izzatuddinillah
Kata Kunci: Perubahan Penggunaan Lahan, Koefisien Regim Aliran (KRA), Pola Ruang, Pengelolaan DAS Air Bengkulu

Abstrak

Daerah aliran sungai merupakan sebuah ruang yang memiliki peran penting dalam menjaga lingkungan dan kestabilan hidrologi suatu wilayah. Penyebab-penyebab yang kerap terjadi adalah konversi lahan dalam bentuk vegetasi menjadi non vegetasi sehingga menurunkan  fungsi idrologi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perubahan penggunaan lahan, kestabilan fungsi hidrologi DAS Air Bengkulu dan arahan pengelolaan DAS Air Bengkulu. Metode analisis yang digunakan adalah interpretasi visual citra, perhitungan statistik KRA dan arahan pengelolaan DAS. Berdasarkan hasil analisis perubahan penggunaan lahan pada tahun 2010-2015 terjadi peningkatan luas didominasi lahan permukiman 674.97 ha, perkebunan 606.98 ha dan penurunan dominan pada lahan hutan 1,177.25 ha. Pada periode 2015-2020 peningkatan signifikan  pada lahan tegalan/ladang 1,383.09 ha, serta penurunan dominan pada lahan perkebunan dengan luas 1,202.91 ha. Karateristik hidrologi dilihat dari hasil analisis koefisesn regim aliran  (KRA), hasil analisis KRA  pada tahun 2012 dengan nilai  33.03 kelas rendah, tahun 2015 dengan nilai 25.91 kelas rendah dan tahun 2020 dengan nilai 313.49 kelas sangat tinggi. Berdasarkan skenario penggunaan lahan, kelas rendah pada tahun 2012 dan 2015, termasuk klasifikasi baik sehingga hidrologi DAS berjalan sesuai dengan fungsinya dengan penggunaan lahan dominan perkebunan yang mengalami peningkatan pada tahun 2010 sebesar 62.65 % dan tahun 2015 dengan nilai 63.82%, namun kondisi KRA tahun 2020 tergolong buruk, penggunaan lahan yang menyebabkan nilai KRA sangat tinggi, disebabkan oleh perubahan penggunaan lahan hutan  yaitu 19.77% dan perkebunan 61.51% mengalami penurunan luas, sedangkan permukiman, ladang/tegalan, semak belukar, dan tambang meningkat. Berdasarkan analisis keselarasan, kelas KRA, penggunaan lahan dan pola ruang, Skenario RTRW menghasilkan nilai selaras yaitu 65%, transisi 16% dan tidak selaras 19%. Mayoritas penggunaan lahan yang tidak selaras dengan pola ruang adalah berasal dari hutan, pertambangan dan perkebunan. Maka perlu dilakukan pengelolaan DAS Air Bengkulu terhadap lahan yang tidak selaras dengan arahan penggunaan lahan dan konservasi.

Unduh

##plugins.generic.usageStats.noStats##

Referensi

DAFTAR PUSTAKA
Andriansyah O, Mustikasari R. 2011. Gambaran Umum Pengelolaan Air DAS Bengkulu. :36.
Fachrul, M. F., Hendrawan, D., & Sitawati, A. (2007). Land Use and Water Quality Relationships in The Ciliwung River Basin Indonesia. In International Congress River Basin Management.
Hanjani, S.S., M. Ardiansya, D. Nadalia dan S. Sabiham. 2015. Dinamika penggunaan lahan dan perkembangan perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Kubu Raya dan Sanggau tahun 1990- 2013. J Tanah Lingk., 17(1): 39-45.
Landis, J. & Koch, G. (1977). The Measurement Of Observer Agreement For Categorical Data, Biometrics 33(1): 159-174.
Lillesand, T.M. and R.W. Kiefer. 1994. Remote Sensing and Image Interpretation. 3rd Ed. John Wiley and Sons, Madison, Wisconsin, USA.
Lisnawati, Y., & Wibowo, A. (2010). Analisis Fluktuasi Debit Air Akibat Perubahan Penggunaan Lahan di Kawasan Puncak Kabupaten Bogor. Jurnal Penelitian Hutan Tanaman, 7(4): 221-226.
Nilda. 2014. Analisis Perubahan Penggunaan Lahan Dan Dampaknya Terhadap HasilAir Di Daerah Aliran Sungai Cisadane Hulu [tesis]. Denpasar. Universitas Udayana.
[Permen] Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor : P-88/Menhut-II/2014 Tentang Hutan Kemasyarakatan. Jakarta
[Permen] Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor: P.32/MENHUTII/2009 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Teknik Rehabilitasi Hutan Dan Lahan Daerah Aliran Sungai (RTKRHL-DAS).
Rosyidie, A., 2013. Banjir: fakta dan dampaknya, serta pengaruh dari perubahan guna lahan. Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, 24 (3) : 241-249.
Sudaryono, S. (2002). Pemberdayaan Alfisol Untuk Pengembangan Sentra Area Tanam Dan Agribisnis Kacang Tanah Di Indonesia. Buletin Palawija, (4): 84-99.
Supriyono, S. 2018. Critical Land Detection Watershed River Bengkulu and Effect of Coastal Area using Geographic Information System. Sumatra Journal Of Disaster, Geography And Geography Education, 2(1): 30-37. doi:10.24036/sjdgge.v2i1.136
Thomas M. Lillesand, Ralph W. Kiefer. 1993. Lillesand, Thomas M; Dulbahri; Susanto; Kiefer, Ralph W. (1993). Penginderaan Jauh Dan Interpretasi Citra Susanto. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press,. 2nd ed. edited by Dulbahri and Susanto. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Wahyuningrum.N dan Basuki.T.M. 2019. Analisis Kekritisan Lahan Untuk Perencanaan Rehabilitasi Lahan Das Solo Bagian Hulu. J. Penelit. Pengelolaan Drh. Aliran Sungai. 3(1):27–43.
Yustika, Rahmah D, Suria D. Tarigan, and Untung S. (2019). Simulasi manajemen lahan di das Ciliwung Hulu menggunakan model SWAT [tesis].Bogor : Institut Pertanian Bogor.
Diterbitkan
2023-12-19