Karakteristik Kimia dan Fisika Tanah di Area Pertanaman Nanas dengan Perbedaan Tingkat Produksi

Soil Chemical and Physical Characteristics in Pineapple Plantation with Different Rate of Yield

  • Rina Natalia Program Studi Ilmu Tanah, Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, Jl. Meranti Kampus IPB Dramaga, Bogor 16680
  • Syaiful Anwar Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Jl. Meranti Kampus IPB Dramaga, Bogor 16680
  • Atang Sutandi Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Jl. Meranti Kampus IPB Dramaga, Bogor 16680
  • Budi Nugroho Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Jl. Meranti Kampus IPB Dramaga, Bogor 16680
  • Priyo Cahyono Research and Development, PT. Great Giant Pineapple, Terbanggi Besar, Lampung Tengah, Lampung
Kata Kunci: Pengelolaan Pertanaman, Pengelolaan Hara, Penetrasi

Abstrak

Data produksi dari perkebunan nanas di Lampung Tengah menunjukkan terdapat perbedaan produktivitas antar unit lahan walaupun dalam pengelolaan lahan dan pemupukan yang sama. Perbedaan ini diduga terjadi akibat adanya variabilitas sifat kimia dan fisik tanah. Penelitian bertujuan membandingkan sifat kimia dan fisika tanah di area pertanaman nanas dengan produksi berbeda. Contoh tanah diambil di area pertanaman berdasarkan perbedaan produksi yaitu di 6 blok lahan produksi rendah dan 3 blok lahan produksi tinggi. Sifat kimia tanah yang diukur meliputi P dan K tersedia, P dan K potensial, N total, pH, C-organik, kation-kation dapat ditukar, dan unsur mikro tersedia. Sedangkan sifat fisika tanah yang diukur mencakup bobot isi, tekstur tanah, dan ketahanan penetrasi di sekitar perakaran secara vertikal dan horizontal. Data penelitian dianalisis dengan uji T dan korelasi. Hasil uji T sifat kimia tanah menunjukkan tanah yang berproduksi tinggi nyata memiliki P tersedia, P potensial, N total dan Zn tersedia yang lebih rendah dibandingkan dengan tanah yang berproduksi rendah. Selain itu tanah berproduksi tinggi nyata memiliki bobot isi, penetrasi vertikal, dan penetrasi horizontal yang lebih rendah dibandingkan tanah yang berproduksi rendah. Terdapat korelasi negatif nyata antara produksi nanas dengan P potensial, Zn tersedia, bobot isi, penetrasi horizontal, penetrasi vertikal. Analisis keseluruhan menunjukkan bahwa sifat fisika tanah terutama bobot isi ketahanan penetrasi lebih sebagai penentu produktivitas dibandingkan sifat kimia. Sifat kimia tanah lebih menunjukkan kondisi residu setelah penyerapan hara untuk menunjang produksi nanas. Untuk dapat meningkatkan produksivitas lahan, diperlukan pengelolaan tanah untuk menurunkan bobot isi dan ketahanan penetrasi.

Unduh

##plugins.generic.usageStats.noStats##

Referensi

Alakukku, L. and P. Elonen. 1996. Long-term effect of a single compaction by heavy field traffic on yield and nitrogen uptake of annual crops. Soil Till. Res., 36:141-152.

Alibasyah, M.R. 2000. Efek sistem olah tanah dan mulsa jagung terhadap stabilitas agregat dan kandungan C-organik tanah ultisol pada musim tanam ke-3. J. Agrista., 3:228-237.

[Balittanah] Balai Penelitian Tanah. 2009. Analisis Kimia Tanah, Tanaman, Air dan Pupuk: Petunjuk Teknis Edisi 2. Balittanah, Bogor.

Chaudhari, P.R., D.V. Ahire, V.D. Ahire, M. Chkravarty and S. Maity. 2013. Soil bulk density as related to soil texture, organic matter content and available total nutrients of Coimbatore soil. J. Sci. Ress., 3:1-7.

Hardjowigeno, S. 2007. Ilmu Tanah. Akademika Pr., Jakarta.

Hossain, J. 2001. Farmer’s view on soil organic matter depletion and its management in Bangladesh. Nutr. Cycl. Agroeco., 61:197-204.

Hussain, A., C.R. Black, I.B. Taylor, B.J. Mulholland and J.A. Roberts. 1999. Novel approaches for examining the effect of differential soil compaction on xylem sap abscisic acid concentration, stomata conductance and growth in barley (Hordeum vulgare L). Plant Cell Environ., 22:1377-1388.

Jones, C.A. 1983. Effect of soil texture on critical bulk densities for root growth. Soil Sci. Soc. Am. J., 47:1208-1211.

Kementerian Pertanian. 2015. Statistik Produksi Hortikultura Tahun 2014. Direktorat Jenderal Hortikultura, Jakarta.

Li, H., A. Mollier, N. Ziadi, Y. Shi, L.E. Parent and C. Morel. 2016. Soybean root traits after 24 years of different soil tillage and mineral phosphorus fertilization management. Soil Till. Res., 165:258-267.

Liu, C.H., Y. Liu, C. Fan and S.Z. Kuang. 2013. The effect of composted pineapple residue return on soil properties and the growth and yield of pineapple. J. Soil Sci. Plant Nutr., 13:433-444.

Marschner, H. 1995. Mineral Nutrition in Higher Plants. Academic Pr., New York.

Martin, D.A.N. and A. Rahmat. 2017. Relationship of soil physicochemical properties and existance of phytopthora sp. in pineapple plantations. J. Sci. Tech., 2:81-86.

McDonald, R.C., R.F. Isbell, J.G. Speight, J. Walker and M.S. Hopkins. 1994. Australian soil and land survey field handbook. Inkata Pr. Melbourne. In P. Hazelton and B. Murphy. Interpreting Soil Test Results. CSIRO, Australia.

Otto, R., A.P. Silva, H.C.J. Franco, E.C.A. Oliveira and P.C.O. Trivelin. 2011. High soil penetration resistance sugarcane root system development. Soil Till. Res., 117:201-210.

Reintam, E., K. Trukmann, J. Kuht, E. Nugis, L. Edesi, A. Astover, M. Noormets, K. Kauer, K. Krebstein and K. Rannik. 2009. Soil compaction effects on soil bulk density and penetration resistance and growth of spring barley (Hordeum vulgare L.). Soil Plant Sci., 59:265-272.

Sato, M.K., H.V. Lima, P.D. Oliveira and S. Rodrigues. 2015. Critical soil bulk density for soybean growth in Oxisols. Int. Agrophys., 29:441-447.

Stevenson, F.J. 1994. Humus Chemistry, Genesis, Classification, Reaction. J Wiley, Canada.

Sutedjo, M.M. 2002. Pupuk dan Cara Pemupukan. Rineka Cipta, Jakarta.

Unger, P.W. and T. Kaspar. 1994. Soil compaction and root growth: a review. Agron. J., 86:759-766.

Young, A. 1989. Agroforestry for Soil Corservation. CABI, Wallingford United Kingdom.

Diterbitkan
2018-04-01