Kualitas dan Produksi Vermikompos Menggunakan Cacing African Night Crawler (Eudrilus eugeniae)

Quality and Production of Vermicompost Using African Night Crawler Worms (Eudrilus eugeniae)

  • Fahrizal Hazra Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Jl. Meranti Kampus IPB Dramaga, Bogor 16680
  • Nabila Dianisa Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Jl. Meranti Kampus IPB Dramaga, Bogor 16680
  • Rahayu Widyastuti Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Jl. Meranti Kampus IPB Dramaga, Bogor 16680
Kata Kunci: Kotoran Sapi, Bahan Organik, Jerami Padi, Enzim Urease

Abstrak

Penambahan pupuk organik seperti vermikompos dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kekurangan bahan organik tanah. Salah satu spesies cacing tanah yang biasa digunakan dalam vermicomposting adalah Eudrilus eugeniae. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh kombinasi antara kotoran sapi dan jerami padi terhadap kualitas vermikompos dari kandungan C-organik, N, P, K total dan aktivitas enzim urease serta produksi vermikompos yang dihasilkan. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan. Perlakuan berupa P1: pakan 400 g kotoran sapi, P2: pakan 400 g jerami padi, P3: pakan 280 g kotoran sapi dan 120 g jerami padi, dan P4: pakan 140 g kotoran sapi dan 60 g jerami padi. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan secara nyata mempengaruhi semua parameter pada vermikompos yang dihasilkan. Hasil produksi ditentukan berdasarkan nilai nisbah output/input (O/I). Kualitas dan produksi vermikompos pada P4 merupakan perlakuan yang memiliki hasil terbaik. Hal ini dikarenakan pencampuran kombinasi kotoran sapi dan jerami padi memberikan hasil makro nutrisi yang relatif lengkap serta dosis pemberian pakan yang lebih tinggi akan memberikan hasil produksi vermikompos yang lebih tinggi.

Unduh

##plugins.generic.usageStats.noStats##

Referensi

Agus, C., E. Faridah, D. Wulandari dan B.H. Purwanto. 2014. Peran mikroba starter dalam dekomposisi kotoran ternak dan perbaikan kualitas pupuk kandang. Jurnal Manusia dan Lingkungan, 21(2): 179-187.

Ansari, H., Jamilah dan Mukhlis. 2014. Pengaruh dosis pupuk dan jerami padi terhadap kandungan unsur hara tanah serta produksi padi sawah pada sistem tanam SRI (System of Rice Intensification). Jurnal Online Agroekoteknologi, 2(3):1048-1055.

Banerjee, S. and A. Aggarwal. 2012. Isolation, partial purification, characterization and inhibition of urease (EC 3.5.1.5) enzyme from the Cajanus cajan seeds. Asian Journal of Bio Science, 7(1):203-209.

Banu, J.R., I.T. Yeom, S. Esakkiraj, N. Kumar and S. Logakanthi. 2008. Biomanagement of sago-sludge using an earthworm, Eudrilus eugeniae. J. Environ Bio., 9(1):453-468.

Blakemore, R.J. 2015. Eco taxonomic profile of an iconic vermicomposter the ‘African Night Crawler’ earthworm, Eudrilus eugeniae. African Invertebrates, 56(3): 527-548.

Dominguez, J., C.A. Edwards and M. Webster. 2000. Vermicomposting of sewage sludge: effect of bulking materials on the growth and reproduction of the earthworm Eisenia andrei. Pedobiologia, 44(1):24-32.

Gaur, A.C. 1983. A Manual Rural Composting FAO. The United Nation, Rome.

Guerrero, R.D., L.G. Villegas and L.A. Guerrero. 1999. Studies on the production and utilization of vermicompost produced with the African Night Crawler (Eudrilus eugeniae) in the Philippines. Philippine Technology Journal, 24(1):57-62.

Hermawan. 2014. Usaha Budidaya Cacing Tanah Lumbricus rubellus. Pustaka Baru, Yogyakarta.

Lazcano, C., M.G. Brandon and J. Dominguez. 2008. Comparison of the effectiveness of composting and vermicomposting for the biological stabilization of cattle manure. Chemosphere, 72: 1013-1019.

Lingaiah, V. and P. Rajasekaran P. 1986. Biodigestion of cowdung and organic wastes mixed with oil cake in relation to energy. Agricultural Wastes, 17: 161-173.

Meryandini, A., W. Wahyu, M. Besty, C.S. Titi, R. Nisa dan S. Hasrul. 2009. Isolasi bakteri selulolitik dan karakterisasi enzimnya. Makara Journal of Sains, 13(1):33-38.

Parmelee, R.W., M.H. Beare, W. Cheng, P.F. Hendrix, S.J. Rider, D.A. Crossley and D.C. Coleman. 1990. Earthworm and enchytraeids in conventional and no tillage agroecosystems: A biocide approach to asses their role in organic matter breakdown. Biology Fertility Soils, 10: 1–10.

Pathma, J. and N. Sakthivel. 2012. Microbial diversity of vermicompost bacteria that exhibit useful agricultural traits and waste management potential. Springerplus, 1(26): 1-19.

[Permentan] Peraturan Menteri Pertanian Nomor 70/Permentan/SR.140/10/2011. 2011. Pupuk Organik, Pupuk Hayati, dan Pembenah Tanah. Kementerian Pertanian.

Reanida, P., Supriyanto dan Salamun. 2012. Eksplorasi Bakteri Selulolitik Dari Tanah Mangrove Wonorejo Surabaya [Tesis]. Universitas Airlangga. Surabaya.

Savci, S. 2012. Investigation of effect of chemical fertilizers on environment. APCBEE Proceedia, 287-292.

Schinner, F., E. Kandeler and O.R. Margesin. 1996. Methods in Soil Boilogy. Spinger, German.

Sirko, A. and R. Brodzik. 2000. Plant ureases: roles and regulations. Acta Biochimica Polonica, 47(4):1189-1194.

Subowo, G. 2010. Strategi efisiensi penggunaan bahan organik untuk kesuburan dan produktivitas tanah melalui pemberdayaan sumberdaya hayati tanah. Jurnal Sumberdaya Lahan, 4(1):13-25.

Surtinah. 2013. Pengujian kandungan unsur hara dalam kompos yang berasal dari serasah tanaman jagung manis (Zea mays). Jurnal Ilmiah Pertanian, 11(1):16-26.

Susanti, P.D. dan W. Halwany. 2017. Dekomposisi serasah dan keanekaragaman makrofauna tanah pada Hutan Tanaman Industri Nyawai (Ficus variegate Blume). Jurnal Ilmu Kehutanan, 11(2):212-223.

Susetyarini, R.E. 2007. Jumlah dan berat cocoon cacing tanah (Lumbricus rubellus) yang diberi PMSG, pakan tambahan berupa kotoran domba dan kotoran sapi. Jurnal Protein, 14(1):1-8.

Trimulat. 2013. Membuat dan Memanfaatkan Kascing Pupuk Organik Berkualitas. PT Agromedia Pustaka. Jakarta.

Wang, B., X. Sha, B.L. Guo and H.Z. Guang. 2012. Changes in soil nutrient and enzyme activities under different vegetations in the loess plateau area, Northwest China. Catena, 92: 186–195.

Yuliarti, N. 2009. 1001 Cara Menghasilkan Pupuk Organik. Lily Publisher, Yogyakarta.

Diterbitkan
2018-10-01