Penggunaan Biochar dan Dekomposer dalam Proses Pengomposan Limbah Kulit Buah Kakao serta Pengkayaan Mikrob Pelarut Fosfat (MPF) untuk Meningkatkan Kualitas Pupuk Organik

Application of Biochar and Decomposers to the Composting Process of Cocoa Husk and Enrichment Using Phosphate Solubilizing Microbe to Improve the Quality Organic Fertilizer

  • Haryanti Haryanti Program Studi Bioteknologi Tanah dan Lingkungan, Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, Kampus IPB Darmaga, Bogor, 16680
  • Iswandi Anas Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Jl. Meranti Kampus IPB Dramaga, Bogor 16680
  • Dwi Andreas Santosa Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Jl. Meranti Kampus IPB Dramaga, Bogor 16680
  • Kurnia Dewi Sasmita Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Jl. Meranti Kampus IPB Dramaga, Bogor 16680
Kata Kunci: Pengomposan, Asam Humat, Bakteri pelarut fosfat

Abstrak

Penggunaan limbah kulit buah kakao oleh petani belum optimal. Umumnya petani hanya membuang atau membenamkan saja limbah kulit buah kakao tanpa diolah terlebih dahulu menjadi pupuk organik berkualitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh biochar dan dekomposer dalam mempercepat proses pengomposan limbah kulit buah kakao dan memperbaiki kualitas pupuk organik, dan pengaruh penambahan Bakteri Pelarut Fosfat (BPF) ke dalam pupuk organik yang berasal dari limbah kulit buah kakao terhadap pertumbuhan bibit kakao (Theobroma cacao L.). Penelitian tahap pertama dilakukan dengan menggunakan rancangan faktorial 2 faktor dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL) yaitu Biochar (tanpa biochar dan biochar 10% dari bobot kering bahan pupuk organik), dan Dekomposer (tanpa dekomposer dan dekomposer 100 g kg-1 bahan pupuk organik). Penelitian tahap kedua menggunakan rancangan faktorial 3 faktor dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL) yaitu jenis pupuk organik (tanpa pupuk organik, pupuk organik, pupuk organik dan biochar), inokulan Bakteri Pelarut Fosfat (BPF), (tanpa inokulan BPF, inokulan BPF A dan inokulan BPF B), dosis pupuk P (tanpa pupuk P, pupuk SP-36 1 g P2O5, pupuk SP-36 2 g P2O5, dan pupuk fosfat alam 2 g P2O5 ). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian biochar dan dekomposer tidak mempercepat proses pengomposan. Pemberian biochar dan dekomposer meningkatkan kadar asam humat. Pemberian fosfat alam 2 g P2O5/2.2 kg BKM meningkatkan pertumbuhan tinggi bibit kakao. Pemberian pupuk organik dengan biochar atau tanpa biochar pada faktor perlakuan inokulan BPF A dan BPF B meningkatkan secara nyata diameter batang bibit kakao. Pemberian pupuk organik meningkatkan diameter batang, tinggi tanaman, jumlah daun bibit kakao, berat kering akar dan berat kering batang bibit kakao.

Unduh

##plugins.generic.usageStats.noStats##

Referensi

Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. 2009. Biochar Penyelamat Lingkungan. Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 31(6).

Barea, J.M., M.J. Pozo, R. Azcon and C. Azcon-Aguilar. 2005. Microbial co-operation in the rhizosphere. J. Exp. Botany, 56(417):1761-1778.

Cooperband, L.R. 2000. Composting: art and science of organic waste conversion to a valuable soil resource. Laboratory medicine, 31(5):283-290

Dalzell, H.W., A.J. Biddlestone, K.R. Gray, J.F. Parr and Thurairajan. 1987. Pengolahan tanah: produksi dan penggunaan kompos dalam limbah padat di Indonesia: masalah atau sumber daya?. Yayasan Obor Indonesia, Jakarta.

Djuarnani, N., Kristian dan B.S. Setiawan. 2005. Cara Cepat Membuat Kompos. Agromedia Pustaka, Jakarta.

Dias, B.O., C.A. Silva., F.S. Higashikawa., A. Roig and M.A. Sanchez-Monedero. 2010. Use of biochar as bulking agent for the composting of poultry manure; effect on organic matter degradation and humification. Bioresource Technology, 101:1239-1246.

Dwijosaputro. 1996. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Gramedia, Jakarta.

Gani, A. 2007. Konversi sampah organik menjadi komarasca (Kompos-biochar aktif-asap cair) dan aplikasinya pada tanaman daun dewa [Disertasi]. IPB. Bogor.

----------. 2009. Arang hayati biochar sebagai komponen perbaikan produktivitas lahan. Iptek Tanaman Pangan, 4:33-48.

Gaur, A.C. 1981. Compost organic recycling improving soil fertility through organic Recycling. FAO/UNDP Regional Project RAS/77/004. [Project field document]. p. 7-14.

Gazi, A.V., A. Kyriacou, M. Kotsou and K.E. Lasaridi. 2007. Microbial Community Dynamics and Stability Assessment during Green Waste Composting. Global NEST Journal, 9:35-41.

Goenadi, D.H., Siswanto and Y. Sugiarto. 2000. Bioactivation of poorly soluble phosphate rocks with a phosphorus-solubilizing fungus. Soil Science Soc. Am. J., 64:927-932.

Graves, R.E., G.M. Hattemer, D. Stettler and J.N. Krider. 2007. National Engineering Handbook. United States Department of Agriculture.

Harsini, T. dan Susilowati. 2010. Pemanfaatan kulit buah kakao dari limbah perkebunan kakao sebagai bahan baku pulp dengan proses organosol. Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan, 2:80-89.

Harjadi, S.S. 1996. Pengantar Agronomi. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. 360 pp.

Herdeen, I., C. Cronje, S.H. Swart and J.M. Kotze. 2002. Microbial chemical and physical aspects of citrus waste composting. Biores. Techno., 81:71-76.

Hidayat, M.F. 2003. Pemanfaatan asam humat dan omega pada pemberian pupuk NPK terhadap pertumbuhan Gmelina arborea Roxb yang diinokulasi Cendawan Mikoriza Arbuskula (CMA) [Tesis]. IPB. Bogor.

Hua, L., W. Wu., Y. Liu and Y. Chen. 2009. Reduction of nitrogen loss and Cu and Zn mobility during sludge composting with bamboo char amandmend. Journal Enviromental Silence Pollution Research, 16:1-9.

Kastono, D. 2005. Tanggapan pertumbuhan dan hasil kedelai hitam terhadap penggunaan pupuk organik dan biopestisida gulma siam (Chromolaena odorata). J. Ilmu Pertanian, 12:103-116.

Kementerian Pertanian. 2016. Komoditas Pertanian dan Subsektor Perkebunan. [Outlook Kakao]. Pusat Data dan Sistem Informasi, Sekretariat Jenderal, Jakarta.

Komarayati, S. dan I. Indrawati. 2003. Isolasi dan identifikasi mikroorganisme dalam arang kompos. Buletin Penelitian Hasil Hutan, 21:251-258.

Lehman, J. and S. Joseph. 2009. Biochar for environmental management: an introduction. In Lehman J. S. Joseph (Ed.). Biochar for Environmental Management: Science and Technology. Earthscan. p. 1-9.

Lingga, P. dan Marsono. 2013. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya, Jakarta.

Mattjik, A.A. dan M. Sumertajaya. 2006. Perancangan Percobaan dengan Aplikasi SAS Minitab. IPB Press, Bogor.

Rochaeni, A., R. Deni dan H.P. Karunia. 2003. Pengaruh agitasi terhadap proses pengomposan sampah organik. Infomatek, 5:177-186.

[PUSLITLOKA] Pusat Penelitian Kopi dan Kakao. 2004. Panduan Lengkap Budidaya Kakao. Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia. PT. Agromedia Pustaka, Jakarta.

Salisbury, F.B. dan C.W. Ross. 1995. Fisiologi tumbuhan. Jilid I Ed. Ke-4. D.R Lukman, Sumaryono. penerjemah; S. Niksolihin (Ed). Penerbit ITB, Bandung. Terjemahan dari: Plant Physiology.

Setyorini, D., R. Saraswati dan E.K. Anwar. 2008. Kompos. Pupuk Organik Pupuk Hayati. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian, Bogor. p. 11-37.

Simamora, S. dan Salundik. 2006. Meningkatkan Kualitas Kompos. Agromedia, Jakarta.

Simanungkalit, R.D.M., D.A. Suriadikarta, R. Saraswati, D. Setyorini dan W. Hartatik. 2006. Pupuk organik dan pupuk hayati [bibliografi]. Balai Penelitian Tanah Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Bogor.

Steiner, C., W.G. Teixeira., J. Lehmann and W. Zech. 2004. Microbial response to charcoal amendmend of highly weathered soils and Amazonian Dark Earth in Central Amazonia [preliminary results]. In B Glaser and W.I. Woods (Eds.). Amazonian Dark Earths: Explorations in Time and Space, Springer, Berlin, Germany. p. 195-212.

Theeba, M., T. Robert., Bachmann., Z.I. Illani., M. Zulkefli., M.H.A. Husni and A.W. Samsuri. 2012. Characterization of local mill rice husk charcoal and its effect on compost properties. Malaysian Journal of Soil Science, 16:89-102.

Widiastuti, H., Isroi dan Siswanto. 2009. Keefektifan beberapa dekomposer untuk pengomposan limbah sludge pabrik kertas sebagai bahan baku pupuk organik. Jurnal Selulosa, 44:99-110.

Diterbitkan
2018-04-01
##submission.howToCite##
HaryantiH., AnasI., SantosaD. A., & SasmitaK. D. (2018). Penggunaan Biochar dan Dekomposer dalam Proses Pengomposan Limbah Kulit Buah Kakao serta Pengkayaan Mikrob Pelarut Fosfat (MPF) untuk Meningkatkan Kualitas Pupuk Organik: Application of Biochar and Decomposers to the Composting Process of Cocoa Husk and Enrichment Using Phosphate Solubilizing Microbe to Improve the Quality Organic Fertilizer. Jurnal Ilmu Tanah Dan Lingkungan, 20(1), 25-32. https://doi.org/10.29244/jitl.20.1.25-32