Karakteristik Hidrologi Tanah di Bawah Tegakan Pinus (Pinus merkusii), Merawan (Hopea odorata Roxb) dan Mahoni Uganda (Khaya anthoteca)

Soil Hydrological Characteristics Under Pine (Pinus merkusii), Merawan (Hopea odorata Roxb), and African Mahogany (Khaya anthoteca) Stands

  • Andria Harfani Qalbi Program Studi Ilmu Tanah, Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, Jl. Meranti Kampus IPB Dramaga, Bogor 16680
  • Suria Darma Tarigan Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Jl. Meranti Kampus IPB Dramaga, Bogor 16680
  • Enni Dwi Wahjunie Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Jl. Meranti Kampus IPB Dramaga, Bogor 16680
  • Dwi Putro Tejo Baskoro Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Jl. Meranti Kampus IPB Dramaga, Bogor 16680
Kata Kunci: Infiltrasi, Permeabilitas, Kelembaban Tanah, Tegakan Pohon

Abstrak

Kerusakan hutan dapat mempengaruhi fungsi hidrologi hutan sebagai pengatur tata air, menjaga waktu dan penyebaran aliran air sungai, menjaga iklim mikro, dan melindungi daerah di bawahnya dari berbagai bencana seperti banjir. Penanaman pohon kembali dinilai merupakan salah satu upaya untuk memperbaiki kondisi hutan dan lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji karakteristik hidrologi tanah di bawah tegakan tanaman Pinus (Pinus merkusii), Mahoni Uganda (Khaya anthoteca), dan Merawan (Hopea odorata Roxb). Metoda yang digunakan adalah pengukuran sifat-sifat fisik tanah secara periodik. Hasil penelitian ini menunjukkan perbedaan karakterisitik kadar air, infiltrasi dan permeabilitas pada berbagai tegakan pohon. Perubahan kadar air tertinggi terjadi pada tanah di bawah Pinus sebesar 3.05%, Merawan sebesar 2.40%, dan terendah pada Mahoni Uganda sebesar 1.89% pada kedalaman tanah yang sama. Infiltrasi tertinggi sebesar 116.25 cm jam-1 di bawah tegakan Pinus, terendah 24 cm jam-1 di bawah tegakan Merawan. Permeabilitas tertinggi sebesar 13.27 cm jam-1 di bawah tegakan Pinus, terendah di bawah tegakan merawan sebesar 2.72 cm jam-1. Tekstur tanah relatif sama pada masing-masing tegakan yakni didominasi oleh liat. Tanah di bawah tegakan tanaman Pinus, Merawan dan Mahoni Uganda termasuk kelompok hidrologi tanah B.

Unduh

##plugins.generic.usageStats.noStats##

Referensi

Asdak, C. 1995. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Gadjah Mada University Press., Yogyakarta.

Baskoro, D.P.T. dan S.D. Tarigan. 2007. Soil moisture characteristics on several soil types. Jurnal Tanah dan Lingkungan, 9:77-81.

Baver, L.D., W.H. Gardner and W.R. Gardner. 1972. Soil Physics. Jhon Wiley and Sons Inc., New York.

Departemen Kehutanan. 1994. Kebun Percobaan Dramaga (Edisi Pertama). Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan, Departemen Kehutanan Indonesia, Jakarta.

Hanafiah, K.A. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Junaidi, E. dan S.D. Tarigan. 2011. Pengaruh hutan dalam pengaturan tata air dan proses sedimentasi Daerah Aliran Sungai (DAS): Studi Kasus di DAS Cisadane. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam, 8:155-176.

Kementerian Kehutanan. 2013. Statistik Kehutanan Indonesia 2012. Kementerian Republik Indonesia, Jakarta.

Linsley, R.K. and B.J. Franzini. 1985. Teknik Sumber Daya Air. Erlanga, Jakarta.

Mindawati, N. dan T. Tiryana. 2002. Pertumbuhan Khaya Anthotecha di Jawa Barat. (Growth of Khaya anthotheca in West Java). Buletin Penelitian Hutan, 632:47-58.

Plaster, E.J. 2003. Soil Science and Management 4thEdition. Thomson Learning, New York.

Priyono, N.S. dan S. Sadhardjo. 2002. Hutan pinus dan hasil air. ekstraksi hasil- hasil penelitian tentang hutan pinus terhadap erosi dan tata air. Pusat Pengembangan Sumber Daya Hutan Perhutani, Cepu.

[Puslittanak]. Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat. 1966. Peta Tanah Tinjau Provinsi Jawa Barat. Bogor.

Rahim, S.E. 2003. Pengendalian Erosi Tanah: dalam Rangka Pelestarian Lingkungan Hidup. PT Bumi Aksara, Jakarta.

Sunarti, N. Sinukaban, B. Sanim dan S.D. Tarigan. 2008. Konversi hutan menjadi lahan usahatani karet dan Kelapa Sawit serta pengaruhnya terhadap aliran permukaan dan erosi tanah di DAS Batang Pelepat. Journal of Tropical Soils, 13:253-260.

Tanner, C.B. 1981. Transpiration efficiency of potato. J. Agron., 73:59-64. Doi: 10.2134/agronj1981.00021962007300010014x.

Tarigan, S.D. and S. Widyaliza. 2015. Expansion of oil palm plantations and forest cover changes in Bungo and Merangin Districts, Jambi Province, Indonesia. Procedia Environmental Sciences, 24:199-205

Tarigan, S.D. 2016. Land cover change and its impact on flooding frequency of Batanghari Watershed, Jambi Province, Indonesia. Procedia Environmental Sciences, 33:386-392.

Tarigan, S.D., K. Wiegand, C. Dislich, B. Slamet, J. Heinonen and K. Meyer. 2016. Mitigation options for improving the ecosystem function of water flow regulation in a watershed with rapid expansion of oil palm plantations. Sustainability of Water Quality and Ecology, 8:4-13. http://dx.doi.org/10.1016/j.swaqe.2016.05.001

[USDA] United States Departement od Agriculture. 2009. National Engineering Handbook, Part 630 Hydrology Chapter, Hydrology Soil Groups. United State of Agriculture Natural Resource Conservation Service, Washington DC.

Diterbitkan
2018-04-01