Hubungan Karbon Organik Terlarut dengan Sifat Tanah pada Toposekuen di Taman Nasional Bukit Duabelas

The Relationship of Dissolved Organic Carbon with Soil Properties on Toposequence in the Bukit Duabelas National Park

  • Syamsul Arifin Program Studi Ilmu Tanah, Sekolah Pascasarjana IPB, Jl. Meranti Kampus IPB Dramaga, Bogor 16680
  • Arief Hartono Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian IPB, Jl. Meranti Kampus IPB Dramaga, Bogor 16680
  • Kukuh Murtilaksono Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian IPB, Jl. Meranti Kampus IPB Dramaga, Bogor 16680
  • Syaiful Anwar Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian IPB, Jl. Meranti Kampus IPB Dramaga, Bogor 16680
  • Sunarti Sunarti Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Jambi, Jambi. Indonesia
  • Yakov Kuztakov Department of Soil Science of Temperate Ecosystems, University of Göttingen, 37077 Göttingen, Germany

Abstrak

Bahan organik dalam ekosistem hutan yang berkontribusi pada horizon organik dalam profil tanah terdekomposisi menjadi CO2. DOC (karbon organik terlarut) yang tercuci melalui horison tanah mineral dapat didekomposisi, larut sebagai DOC atau diserap ke permukaan mineral. Pengaruh sifat-sifat tanah terhadap dinamika DOC belum sepenuhnya dipahami karena data yang terbatas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji pengaruh dari toposekuen terhadap sifat tanah dan DOC. Enam profil tanah dibuat dengan perbedaan posisi lereng dalam toposekuan. Lisimeter dipasang horisontal (di horison AO, AB, dan B di setiap profil tanah) dan dihubungkan dengan botol kolektor yang diletakkan di bawah profil tanah. Sampel tanah dikumpulkan dari setiap profil tanah pada awal penelitian, sedangkan larutan tanah dikumpulkan secara periodik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil uji beda rata-rata fluks DOC pada toposekuen menunjukkan bahwa fluks DOC di profil tanah lereng bawah dengan fluks DOC di profil tanah lereng atas dan tengah berbeda. Konsentrasi, jumlah, dan fluks DOC di profil tanah lereng bawah lebih tinggi dibandingkan di profil tanah lereng atas dan lereng tengah. Hasil uji beda rata-rata fluks DOC antar horison tanah menunjukkan fluks DOC di horison AO dengan fluks DOC di horison AB dan B berbeda. Konsentrasi, jumlah, dan fluks DOC di horison AO lebih tinggi dibandingkan di horison AB dan horison B. Hasil korelasi Pearson menunjukkan bahnwa fluks DOC berkorelasi positif dengan C-organik, total-N, dan kapasitas tukar kation (KTK), tetapi berkorelasi negatif dengan bobot isi, pH, dan kandungan Fe dithionite-citrate-bicarbonate (Fed). Penelitian menghasilkan bahwa profil tanah pada lereng yang lebih rendah secara toposekuen memiliki jumlah DOC yang lebih tinggi dibandingkan dengan profil tanah di atasnya. Horison tanah AO memiliki jumlah DOC yang lebih tinggi dibandingkan horison AB dan B. Peningkatan C-organik, N-total, dan KTK meningkatkan jumlah DOC. Di sisi lain peningkatan bobot isi tanah, pH dan Fed menurunkan jumlah DOC.

Kata kunci: DOC, horison, bahan organik tanah, toposekuen

Unduh

##plugins.generic.usageStats.noStats##
Diterbitkan
2017-10-01