Uji Toksisitas Akut Minyak Kemiri (Aleurites moluccana L.) pada Mencit (Mus musculus)

  • Shafa Adela Putri Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis IPB University
  • Ni Luh Putu Ika Mayasari Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis IPB University
  • Andriyanto
Keywords: LD50, Mencit betina, Minyak kemiri, Uji toksisitas akut

Abstract

Kemiri (Aleurites moluccana L.) merupakan tanaman yang memiliki manfaat dari setiap bagiannya khususnya biji kemiri yang diolah untuk menghasilkan minyak. Penelitian ini bertujuan menghitung tingkat toksisitas minyak kemiri pada mencit dengan menggunakan penentuan nilai lethal dose 50 (LD50). Penelitian ini menggunakan rancangan percobaan acak lengkap. Sebanyak 20 ekor mencit betina dibagi menjadi lima kelompok yaitu kelompok kontrol negatif dan kelompok perlakuan yang diberikan minyak kemiri dosis 5, 10, 15, dan 20 g/kg BB secara peroral. Pengamatan gejala toksisitas pada mencit pascaperlakuan dilakukan selama 14 hari. Parameter yang diamati berupa mortalitas, gejala klinis, dan respon fisiologis mencit. Hasil pada pengamatan dengan parameter mortalitas hewan uji menunjukkan bahwa tidak ada mencit yang mengalami kematian sampai dengan dosis 20 g/kg BB. Parameter respon fisiologis seperti suhu tubuh dan frekuensi nafas berada di rentang normal, sedangkan frekuensi denyut jantung berada di bawah rentang normal. Kesimpulan penelitian ini yaitu minyak kemiri termasuk kedalam kategori praktis tidak toksik.

References

[1] Kayne, S.B. (2010). Introduction to Traditional Medicine dalam : Traditional Medicine. London: Pharmaceutical Press.
[2] Estrada, F., Gusmao, R., Mudjijati & Indraswati, N. (2007). Pengambilan minyak kemiri dengan cara pengepresan dan dilanjutkan ekstraksi cake oil. Widya Teknik, 6(2), 121-130.
[3] Ulfah, T. (2018). Pengaruh perbandingan minyak dan ampas biji kemiri (Aleurites moluccana L. Willd) terhadap hasil jadi kosmetik eyebrow pomade. Jurnal Tata Rias, 7(2), 60-67.
[4] Oktoba, Z. (2018). Studi etnofarmasi tanaman obat untuk perawatan dan penumbuh rambut pada daerah di Indonesia. Jurnal Jamu Indonesia, 3(3), 81-88.
[5] Jumain, Syahruni & Farid, F.T. (2018) Uji toksisitas akut LD50 ekstrak etanol daun kirinyuh (Euphatorium odoratum Linn) pada mencit (Mus musculus). Media Farmasi, 14(1),65-72.
[6] Lestari, D., Kartika, R & Marliana, E. (2019). Uji Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) umbi bawang tiwai (Eleutherine bulbosa (Mill.) Urb) dan uji toksisitas akut fraksi aktif. Jurnal Riset Kefarmasian Indonesia, 1(1), 1-10.
[7] Rahman, H. Aldi, Y & Mayanti, E. (2016). Aktifitas imunomodulator dan jumlah sel leukosit dari ekstrak kulit buah naga merah (Hylocereus lemairei (Hook.) Britton & Rose) pada mencit putih jantan. Jurnal Farmasi Higea, 8(1), 44-58.
[8] [BPOM] Badan Pengawas Obat dan Makanan. (2022). Statistika Produk yang Mendapatkan Persetujuan Izin Edar. Jakarta: Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia.
[9] Khalishah, H., Kurniawan, H., Nugraha, F., Nurbaeti, S.N & Fajriaty, I. (2021). Pengaruh pemberian serbuk cangkang telur terhadap bobot badan dan indeks organ tikus putih (Rattus norvegicus L.) galur wistar dalam 28 hari. Jurnal Mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran UNTAN, 5(1), 1-6.
[10] Mihmidati, L & Athiroh, N. (2017). Pengaruh ekstrak metanolik (Scurrula atropurpurea (BI.) Dans) yang diberikan secara subkronik 90 hari pada tikus betina (Rattus norvegicus) terhadap necrosis otak. BIOSCIENCE-TROPIC, 3(2), 16-23.
[11] [BPOM] Badan Pengawas Obat dan Makanan. (2014). Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 7 Tahun 2014 tentang Pedoman Uji Toksisitas Nonklinik secara In Vivo. Jakarta: Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia.
[12] Sela, Y., Hoekstra, M.M & Franken, P. (2021). Sub-minute prediction of brain temperature based on sleep-waku state in the mouse. Elife, 1(10), 1-18.
[13] Lisdiyanti. (2008). Uji Daya Antipiretik Ekstrak Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) terhadap Penurunan Suhu Rektal Mencit (Mus musculus) Betina [skripsi]. Malang: Universitas Islam Negeri Malang.
[14] Guyton, A. & Hall, J. (2012). Textbook of Medical Physiology. Ed ke-11. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
[15] Rejeki, P.S. Putri, E.A.C. & Prasetya, R.E. (2018). Ovariektomi pada Tikus dan Mencit. Surabaya: Airlangga University Press.
[16] Suwanditya, R.K., Wardhana, Y.W & Sumiwi, S.A. (2019). Peran senyawa flavonoid dan glikosida jantung dalam aktivitas kardiotonik. Farmaka. 17(1), 58-65.
[17] Tambunan, P.M. (2022). Karakterisasi dan uji toksisitas akut ekstrak etanol daun serai (Cymbopogon citratus) Desa Bandar Khalipah terhadap mencit jantan (Mus musculus). Jurnal Kimia Saintek dan Pendidikan. 6(1), 1-10.
[18] Fitmawati, Titrawani & Safitri, W. (2018). Struktur histologi hati tikus putih (Rattus norvegicus) dengan pemberian ramuan tradisional masyarakat Melayu Lingga, Kepulauan Riau. EKOTONIA. 3(1), 11-19.
[19] Sari, N., Safika, Putra, H.Y & Andriyanto. (2023). Toksisitas akut infusa daun papaya calina jantan (Carica papaya L.) pada mencit betina. Current Biomedicine. 1(1), 46-53.
[20] Muhtadi, Suhendi, A., Nurcahyanti, W & Sutrisna, E.M. (2011). Uji toksisitas akut dari kombinasi ekstrak herba meniran (Phyllanthus niruri auct. Non L), daun tempuyung (Sonchus arvensis L.) dan biji jinten hitam (Nigella sativa L.). Pharmacon. 12(2), 69-72.
Published
2024-03-28
How to Cite
PutriS. A., MayasariN. L. P. I., & Andriyanto. (2024). Uji Toksisitas Akut Minyak Kemiri (Aleurites moluccana L.) pada Mencit (Mus musculus). Jurnal Veteriner Dan Biomedis, 2(1), 9-15. https://doi.org/10.29244/jvetbiomed.2.1.9-15.
Section
PENELITIAN/ RESEARCH