Perencanaan Pertanian Konservasi pada Pengelolaan Lahan Tradisional di Kecamatan Amarasi Barat, Nusa Tenggara Timur

Agricultural Conservation Planning on Traditional Land Management in Amarasi Barat District, East Nusa Tenggara.

  • Astrid Aryani Ndun Program Studi Ilmu Tanah Sekolah Pascasarjana, IPB University
  • Kukuh Murtilaksono Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian IPB University
  • Dwi Putro Tejo Baskoro Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian IPB University
  • Yayat Hidayat Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian IPB University
Kata Kunci: Erosi Tanah, Pertanian Konservasi, Sistem Pengelolaan Lahan Tradisional, Tolerable Soil Loss (TSL)

Abstrak

 

Sistem pengelolaan lahan tradisional untuk kegiatan pertanian dilakukan sepanjang tahun. Hal tersebut akan memicu terjadinya degradasi tanah, jika tidak dibarengi dengan praktik konservasi tanah yang memadai, akibat erosi yang mengakibatkan lahan menjadi kritis. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keramahan lingkungan dari sistem pengelolaan lahan tradisional berdasarkan analisis prediksi erosi dan menganalisis, merencanakan, dan menentukan perencanaan penggunaan lahan yang tepat atau tindakan konservasi untuk meningkatkan keramahan lingkungannya. Penelitian ini dilakukan di tiga lokasi yang mewakili tiga sistem pengelolaan lahan tradisional yaitu sistem mamar di Teunbaun, sistem tebang dan bakar di Niukbaun dan wanaternak di Merbaun, Amarasi Barat, Kupang, Nusa Tenggara Timur. Analisis yang dilakukan adalah prediksi erosi tanah menggunakan model Universal soil Loss Equation (USLE) dan Tolerable Soil Loss (TSL), kemudian perbandingan nilai erosi (A) dan nilai TSL dipertimbangkan untuk menentukan alternatif tindakan konservasi air dan tanah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem tebang dan bakar memiliki prediksi erosi tertinggi (A), diikuti oleh sistem wanaternak dan mamar. Nilai erosi (A) dapat diminimalkan dengan tindakan konservasi. Skenario pola penggunaan lahan yang ideal merekomendasikan nilai C dan P untuk menurunkan nilai A sehingga lebih kecil dari nilai TSL. Tindakan konservasi yang direkomendasikan adalah teras gulud. Pengelolaan tanaman yang dapat dilakukan adalah meningkatkan kerapatan tajuk tanaman pada beberapa lahan dengan penggunaan lahan agroforestri, hingga merotasi tanaman disertai mulsa.

Unduh

##plugins.generic.usageStats.noStats##

Referensi

Alie, E.R. 2015. Kajian Erosi Lahan Pada Das Dawas Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan. J Teknik Sipil Dan Lingkungan, 3(1)749-754.

Arsyad, S. 2010. Konservasi Tanah dan Air. IPB Press. Bogor.

Auliyani, D. dan W.W. Wahyu. 2017. Perbandingan prediksi hasil sedimen menggunakan pendekatan model usle dengan pengukuran langsung. J Penelitian Pengelolaan Daerah Aliran Sungai, 1(1): 61−71.

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2017. Kecamatan Amarasi Barat Dalam Angka 2017. Badan Pusat Statistik Kabupaten Kupang. Kupang.

Hammer, W.I. 1981. Soil Conservation Consultant Report Center for Soil Research. LPT Bogor. Indonesia.

Kapa, M.J., T. Gunawan dan R.S. Hardoyo. 2017. Sistem pertanian perladangan tebas bakar berbasis kearifan lokal pada wilayah bercurah hujan eratik di Timor Barat. Ilmu Lingkungan, Universitas Gadjah Mada, Indonesia. J Pendidikan Geografi, 4(2): 10-19.

Kartasapoetra, G. dan A.G. Sutedjo. 2005. Teknologi Konservasi Tanah dan Air. Rineka Cipta. Jakarta.

Karyati. 2015. Parameter-parameter curah hujan yang mempengaruhi penaksiran indeks erosivitas hujan di Sri Aman, Sarawak. J Agrifor., 14(1):79−86.

Murtilaksono, K., W. Darmosarkoro., E.E. Sigit., H.H. Siregar dan Y. Hidayat. 2009. Upaya peningkatan produksi kelapa sawit melalui penerapan teknik konservasi tanah dan air. Jurnal Tanah Tropis, 1(1) :1-11.

Njurumana, G.N.D., B.A. Victorino dan Pratiwi. 2008. potensi pengembangan mamar sebagai model hutan rakyat dalam rehabilitasi lahan kritis di Timor Barat. J Penelitian Hutan dan Konservasi Alam, 5 (5) : 473-484.

Nurmani, U., A. Monde dan Rahman. 2016. Indeks bahaya erosi (IBE) pada beberapa penggunaan lahan di Desa Malei Kecamatan Balaesang Tanjung Kabupaten Donggala. e-J. Agrotekbis, 4 (2) :186-194.

Sinukaban, N. 1989. Manual Inti tentang Konservasi Tanah dan Air di Daerah Transmigrasi.Dit. Pendayagunaan Lingkungan Pemukiman. Departeman Transmigrasi Republik Indonesia.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Alfabeta. Bandung.

Wischmeier, W.H. dan D.D. Smith. 1978. Predicting Rainfall Erosion Losses A Guide to Conservation Planning. USDA Agric. Handb (537).

Diterbitkan
2021-04-01