Perencanaan Penataan Ruang Desa Berbasis Potensi Desa sebagai Kendali Pembangunan Desa yang Terarah dan Berkelanjutan

Village Spatial Planning Based on Village Potential as a Directed and Sustainable Village Development Control

  • Agustina Rohiani Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi Jawa Barat, Jalan Soekarno Hatta No. 466 Bandung 40266, Indonesia
Keywords: community welfare, environmental quality, village government

Abstract

West Java province is currently active conducting development in rural areas in order to improve the welfare of its community through the improvement of IDM (Indeks Desa Membangun/Village Index Development). In general, village development has not been based on village spatial plan, resulting it less optimal and not synergized with Regency’s Mid-term Development Plan (RPJMD Kabupaten). Therefore, each village government shall first conduct village spatial planning as the basis for preparation of Village Mid-term Development Plan (RPJM Desa), in order to understand its potentials and development plans that exist in its area and realize the importance of village spatial planning. This research uses qualitative and comparative descriptive methods. The existence of the Village Spatial Plan (RTRW Desa) enables village development to become more synergistic, directed, and sustainable, suppresses conflict of interests, controls the use of space in village area to remain in accordance with its function and designation, hence the level of environmental damage can be minimized. Village spatial planning is new to village governments and no guidelines exist yet. Thus, the central or local government shall prepare guidelines for village spatial planning and conduct socialization and education.

References

Atmaja, D. M. (2015). Pengelolaan Tata Ruang Berbasis Kearifan Lokal Pada Masyarakat Adat Panglipuran Kabupaten Bangli. Jurnal EKOSAINS, 7, 1.

Ekosafitri, K. H., Ernan, R. & Fredinan, Y. (2017). Pengembangan Wilayah Pesisir Pantai Utara Jawa Tengah Berdasarkan Infrastruktur Daerah: Studi Kasus Kabupaten Jepara. Journal of Regional and Rural Development Planning (Jurnal Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Perdesaan), 1 (2),145-157.

Ferianda, A. & Bakti, S. (2016). Identifikasi Ketidaksesuaian Peruntukan Ruang Kawasan Lindung Sempadan Sungai Pedindang di Kota Pangkalpinang. Majalah Geografi Indonesia, 30 (2),114-119.

Fasolino, M. V. I. (2014). “Smart Dialogue For Smart Citizens. Assertive Approaches For Strategic Planning” in Smart City Planning For Energy, Transportation And Sustainability Of The Urban System. Journal of Land Use, Mobility and Environment, 389-401.

Ikeu, N. & Yulia, A. (2013). Penerapan Program Linier Untuk Pemanfaatan Lahan di Kawasan Pesisir Kota Cirebon. Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, 13 (1), 1-10

Kelly, E. D. & Becker, B. (2000). Community Planning: An Introduction to the Comprehensive Plan. Island Press.

Lumbessy, H., J. Rengkung & Pierre. H. G. (2014). Strategi Konservasi Ekosistem Mangrove Desa Mangega dan Desa Bajo sebagai Destinasi Ekowisata di Kabupaten Kepulauan Sula. Prodi Perencanaan Wilayah & Kota Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi, Manado.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun 2014. (2014). Tentang Pedoman Pembangunan Desa.

Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 8 Tahun 2019. (2019). Tentang RPJMD 2018 – 2023.Peraturan Daerah Kabupaten Cirebon Nomor 7 Tahun 2018. (2018). Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Cirebon Tahun 2018–2038.

Pareke, J. T. (2017). Penataan Ruang Kawasan Pedesaan Berbasis Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan di Kabupaten Bengkulu Tengah.AL-IMARAH: Jurnal Pemerintahan dan Politik Islam, 2 (2), 115-122.

Riza, F. (2016). Tinjauan Hukum Tentang Urgensi Pengaturan Tata Ruang Desa. Thesis. Universitas Tanjung pura.

Rustiadi, E., Saefulhakim, S., & Panuju, D. (2018). Perencanaan dan Pengembangan Wilayah. Crestpent Press dan Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Rosana, M. (2018). Kebijakan Pembangunan Berkelanjutan yang Berwawasan Lingkungan di Indonesia. Jurnal KELOLA: Jurnal Ilmu Sosial, 1 (1), 148-163.

Safitri, I., Hinderah, H., Kurniasari, N., Akliyah, L. S., Rahardjo, A. P., Maulana M. G., & Ramadhan, T. G. (2016). Peranan Rencana Tata Ruang Desa dalam Penyusunan APBDes Partisipatif. Ethos (Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat), 4 (1), 119-124.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta Bandung.

Undang-Undang RI Nomor 26 Tahun 2007. (2007). Tentang Penataan Ruang.

Undang-Undang RI Nomor 6 Tahun 2014. (2014). Tentang Desa.

Wang, Q., M’Ikiugu, M. M., & Kinoshita, I. (2014). A GIS- Based Approach in Support of Spatial Planning for Renewable Energy: A Case Study of Fukushima, Japan. Sustainability, 6, 2087-2117.

Yazid, H. (2006). “Kawasan Terpadu Jabodetabekjur,” Media Indonesia, 21 Feb.

Zakaria, F. & Suprihardjo, R. (2014). Konsep Pengembangan Kawasan Desa Wisata di Desa Bandungan Kecamatan Pakong Kabupaten Pamekasan, Jurnal Teknik POMITS, 3(2), C245-C249.

Published
2021-02-28
How to Cite
RohianiA. (2021). Perencanaan Penataan Ruang Desa Berbasis Potensi Desa sebagai Kendali Pembangunan Desa yang Terarah dan Berkelanjutan: Village Spatial Planning Based on Village Potential as a Directed and Sustainable Village Development Control. Journal of Regional and Rural Development Planning (Jurnal Perencanaan Pembangunan Wilayah Dan Perdesaan), 5(1), 15-27. https://doi.org/10.29244/jp2wd.2021.5.1.15-27