Indonesian Journal of Agricultural Resource and Environmental Economics https://jai.ipb.ac.id/index.php/ijaree <p>Indonesian Journal of Agricultural, Resource and Environmental Economics [<a href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/20220718521354041" target="_blank" rel="noopener">EISSN 2962-2328</a>] is published by the Department of Resource and Environmental Economics, Faculty of Economics and Management, IPB University, Indonesia. The journal as the name implies focuses on the publication of scientific papers in the fields of agricultural economics, resources and the environment. This journal has collaborated with the professional association <a href="https://drive.google.com/drive/u/0/folders/18MExvAPvn2zrU-b_WYuZFJIvCGrHUUNt">PERHEPI</a> (<a href="http://www.perhepi.org/jurnal-afiliasi/">Indonesian Agricultural Economic Association</a>).</p> <p><strong>Indexing &amp; Abstracting</strong>: <a href="https://garuda.kemdikbud.go.id/journal/view/32490" target="_blank" rel="noopener">Garuda</a>, <a href="https://app.dimensions.ai/discover/publication?search_mode=content&amp;and_facet_source_title=jour.1446995">Dimensions</a>, <a href="https://scholar.google.com/citations?user=1ysoN2YAAAAJ&amp;hl=id&amp;authuser=2">Google Scholar</a>, <a href="https://search.crossref.org/search/works?q=2962-2328+&amp;from_ui=yes">Crossref</a>, <a href="https://www.base-search.net/Search/Results?lookfor=ijaree&amp;name=&amp;oaboost=1&amp;newsearch=1&amp;refid=dcbasen">Base</a>&nbsp;</p> IPB University en-US Indonesian Journal of Agricultural Resource and Environmental Economics 2962-2328 Analisis Daya Saing Usahatani Porang di Kecamatan Dagangan Kabupaten Madiun https://jai.ipb.ac.id/index.php/ijaree/article/view/50232 <p>Porang merupakan komoditas umbi-umbian yang bernilai ekonomi tinggi di pasar internasional sehingga banyak dibudidayakan di Indonesia. Kecamatan Dagangan Kabupaten Madiun menjadi daerah penghasil porang terbesar di Indonesia. Permasalahan utama yang dihadapi oleh petani porang yaitu fluktuasi harga output karena Tiongkok menutup pasar ekspor porang Indonesia. Penyebabnya kualitas porang Indonesia belum mampu memenuhi standar yang telah ditetapkan. Selain itu, petani kesulitan dalam permodalan terutama untuk pembelian bulbil (benih). Kondisi tersebut berpengaruh terhadap daya saing porang di Kecamatan Dagangan Kabupaten Madiun. Berdasarkan permasalahan tersebut, adapun tujuan dari penelitian ini yaitu (1) menganalisis keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif porang di Kecamatan Dagangan dan (2) menganalisis pengaruh perubahan harga input-output terhadap keunggulan komparatif dan kompetitif porang di Kecamatan Dagangan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Policy Analysis Matrix (PAM) dan analisis sensitivitas. Hasil analisis PAM menunjukkan bahwa porang memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif karena nilai PCR dan DRCR yang dihasilkan lebih kecil dari satu. Adapun analisis sensitivitas menunjukkan bahwa kebijakan stabilitas harga yang kurang efektif dan keterbatasan ketersediaan pupuk bersubsidi serta bibit porang yang berimplikasi pada penurunan harga output dan peningkatan harga input menurunkan keunggulan kompetitif dan komparatif usahatani porang di Kecamatan Dagangan.</p> <p>&nbsp;</p> <p>Porang is a tuber commodity with high economic value in the international market and has started to be widely cultivated in Indonesia. Dagangan District, Madiun Regency, is one of the largest porang-producing in Indonesia. Fluctuations in output prices because Tiongkok closed the Indonesian porang export market. The quality of porang could be more suitable for the standards. Farmers have difficulties getting capital, especially buying bulbils (seeds). This condition affects the competitiveness of people in the Dagangan District. The objectives of this research are (1) to analyze the comparative and competitive advantages of porang in the Dagangan District and (2) to analyze the effect of changes in input-output prices on the comparative and competitive advantages of porang in the Dagangan District. The methods used are Policy Analysis Matrix (PAM) and sensitivity analysis. The results of the PAM analysis show that porang has comparative and competitive advantages because PCR and DRCR values are less than one. The sensitivity analysis shows that ineffective price stability policies and limited availability of subsidized fertilizers and porang seeds have implications for decreasing output prices and increasing input prices, reducing the competitive and comparative advantage of porang farming in Dagangan District.</p> Armanda Arum Setyaningbudi Nia Kurniawati Hidayat Copyright (c) 2024 Armanda Arum Setyaningbudi https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2024-06-22 2024-06-22 3 1 1 13 10.29244/ijaree.v3i1.50232 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Permintaan Jagung Sebagai Pakan Ternak di Indonesia https://jai.ipb.ac.id/index.php/ijaree/article/view/52232 <p>Ayam merupakan salah satu sumber protein hewani yang paling murah dan berkontribusi paling besar tehadap pemenuhan protein jika dibandingkan dengan hewan ternak lainnya. Peningkatan permintaan daging ayam mendorong permintaan pakan ternak dan berakhir pada peningkatan permintaan jagung sebagai <em>input</em> terhadap pakan. Akan tetapi, permasalahan terjadi ketika produksi jagung nasional mulai tidak dapat memenuhi permintaan jagung nasional. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi permintaan jagung sebagai bahan pakan ternak dan memproyeksikan permintaan jagung sebagai pakan ternak hingga tahun 2024. Penelitian ini menggunakan model regresi linear berganda dengan metode <em>Ordinary Least Square</em> (OLS) dan model <em>Autoregressive Integrated Moving Average</em> (ARIMA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) faktor-faktor yang memengaruhi permintaan jagung sebagai pakan ternak adalah harga jagung tingkat perdagangan besar, konsumsi&nbsp; bungkil kedelai, harga pakan ternak; dan harga ayam broiler; 2) produksi jagung dan permintaan jagung sebagai pakan ternak di Indonesia terus mengalami peningkatan hingga tahun 2024 dengan laju pertumbuhan konsumsi lebih cepat dibandingkan produksi.</p> <p>&nbsp;</p> <p>Chicken is one of the cheapest sources of animal protein and contributes the most to protein fulfillment compared to other livestock. The increasing demand for chicken meat drives the demand for animal feed, leading to an increased demand for corn as an input for feed. However, issues arise when domestic corn production is unable to meet national demand for corn. This study aims to analyze the factors affecting the demand for corn as animal feed and project the demand for corn as animal feed until 2024. The study employs multiple linear regression using the Ordinary Least Square (OLS) method and the Autoregressive Integrated Moving Average (ARIMA) model. The research findings indicate that: 1) factors influencing the demand for corn as animal feed are the price of corn at the wholesale level, consumption of soybean meal, livestock feed price, and the price of broiler chicken; 2) corn production and the demand for corn as animal feed in Indonesia are projected to continue increasing until 2024, with consumption growth outpacing production growth.</p> Surya Arifin Ujang Sehabudin Dea Amanda Copyright (c) 2024 Surya Arifin https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2024-06-24 2024-06-24 3 1 14 23 10.29244/ijaree.v3i1.52232 Estimasi Nilai Ekonomi dan Strategi Pengelolaan Agro Eduwisata Organik Mulyaharja https://jai.ipb.ac.id/index.php/ijaree/article/view/51243 <p>Sektor pariwisata adalah sektor yang sangat potensial untuk meningkatkan perekonomian nasional. Aktivitas ekonomi dalam wisata sangat dipengaruhi oleh preferensi konsumen dalam memilih atraksi wisata. Aktivitas wisata terutama wisata alam menghasilkan layanan jasa lingkungan yang dapat diperhitungkan sebagai nilai ekonomi. Keterbatasan mekanisme pasar untuk mengukur nilai jasa wisata alam menyebabkan jasa wisata cenderung dinilai lebih rendah (undervalue). Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi pola permintaan wisatawan, mengestimasi nilai ekonomi, menganalisis daya dukung kawasan dan merumuskan strategi dalam mengelola kawasan wisata. Metode yang digunakan yaitu Analisis Deskriptif, Travel Cost Method, Physical Carrying Capacity, Real Carrying Capacity dan Effective Carrying Capatiy, Analasis SWOT dan Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa wisatawan menilai Agro Eduwisata Organik dalam kondisi baik walaupun terdapat kekurangan pada aspek penilaian kualitas air, fasilitas wisata dan aksesbilitas. Tujuan wisatawan terhadap lokasi wisata yaitu wisatawan mengunjungi untuk menikmati pemandangan/Landscape. Nilai ekonomi wisata di kawasan yaitu sebesar Rp 256.250.000 per tahun. Secara umum daya dukung kawasan Agro Eduwisata Organik Mulyaharja mengalami over carrying capacity pada beberapa atraksi, tetapi pada atraksi lainnya masih under carrying capacity. Strategi yang menjadi prioritas utama yaitu mengevaluasi dan mengembangkan pembangunan objek wisata dengan berkerjasama dengan investor atau pemda.</p> <p>&nbsp;</p> <p>The tourism sector has the potential to improve the national economy. Consumer preferences strongly influence economic activity in tourism when choosing tourist attractions. Tourism activities, especially nature tourism, produce environmental services that can be calculated as economic value. However, the limitations of market mechanisms to measure the value of natural tourism services cause tourism services to tend to be undervalued (undervalued). This study aims to identify patterns of tourist demand, estimate economic value, analyze the area's carrying capacity, and formulate strategies for managing tourist areas. The methods used are Descriptive Analysis, Travel Cost Method, Physical Carrying Capacity, Real Carrying Capacity and Effective Carrying Capacity, SWOT Analysis, and Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM). The results showed that tourists rated Organic Agro Edutourism in good condition despite deficiencies in water quality assessment, tourist facilities, and accessibility. Tourists visit tourist sites to enjoy the scenery/landscape. The economic value in the area is IDR 256,250,000 per year. In general, the carrying capacity of the Mulyaharja Organic Agro-Edutourism area is experiencing over-carrying capacity at some attractions, but other attractions still need to be under-carrying capacity. The strategy that becomes the main priority is evaluating and developing the development of tourist objects in collaboration with investors or local governments.</p> Putri Intan Purnama Ahyar Ismail Copyright (c) 2024 Putri Intan Purnama, Ahyar Ismail https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2024-06-30 2024-06-30 3 1 24 37 10.29244/ijaree.v3i1.51243 Lamban Langgakh: Refleksi Kearifan Lokal sebagai Mitigasi Bencana Longsor pada Masyarakat Desa Bojongkoneng di Tengah Transformasi Modernisasi https://jai.ipb.ac.id/index.php/ijaree/article/view/53292 <p>Lamban Langgakh merupakan salah satu bentuk kearifan lokal masyarakat Desa Bojongkoneng yang digunakan untuk mengurangi dampak akibat bencana longsor. Namun, seiring berjalannya waktu kearifan lokal yang ada mulai ditinggalkan. Riset ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik Lamban Langgakh dalam mitigasi bencana longsor, menganalisis pengaruh sosiodemografi, kepercayaan, dan pengetahuan terhadap persepsi masyarakat, serta memberikan rekomendasi strategi kebijakan terhadap eksistensi Lamban Langgakh. Metode pengambilan data yaitu wawancara dengan penyebaran kuesioner kepada responden dan in-depth interview kepada key person. Analisis data yang digunakan yaitu etnografi, regresi linier berganda, dan analisis stakeholder. Hasil riset menunjukkan bahwa karakteristik rumah panggung tidak mengalami kerusakan berarti ketika terjadi pergeseran tanah. Variabel pengetahuan, persepsi, dan kepercayaan berpengaruh positif terhadap minat penggunaan Lamban Langgakh. Stakeholder Kecamatan Babakan Madang, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor, dan Pemerintah Desa Bojongkoneng berpengaruh secara langsung terhadap eksistensi Lamban Langgakh. Strategi pengembangan Lamban Langgakh ditinjau berdasarkan empat faktor yaitu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi yang secara umum masih butuh dilakukan untuk saling berkaitan dan keterlibatan.</p> <p>Lamban Langgakh is a form of local wisdom of the Bojongkoneng Village community that is used to reduce the impact of landslides. However, as time passed, existing local wisdom began to be abandoned. This research aims to identify the characteristics of Lamban Langgakhin mitigating landslides, analyze the influence of socio-demographics, beliefs, and knowledge on community perceptions, and provide recommendations for policy strategies regarding the existence of Lamban Langgakh. The data collection methods are questionnaires distributed to respondents and in-depth interviews with critical persons. The data analyses used were ethnography, multiple linear regression, and stakeholder analysis. The research results show that the characteristics of the stilt house do not experience significant damage when the ground shifts. The variables of knowledge, perception, and trust have a positive effect on interest in using Lamban Langgakh. Babakan Madang District stakeholders, the Bogor Regency Culture and Tourism Office, and the Bojongkoneng Village Government directly influence Lamban Langgakh's existence. The Lamban Langgakh development strategy is reviewed based on four factors: planning, organizing, implementing, and evaluating, which generally still need to be interconnected and involved.</p> Adinda Rizki Putri Sulistiyanto Daffa Ibra Danendra Farrel Gilbran Dirgam Dapa Haidar Saparilla Dita Kurnia Nindyantoro Copyright (c) 2024 Adinda Rizki Putri Sulistiyanto, Daffa Ibra Danendra, Farrel Gilbran, Dirgam Dapa Haidar Saparilla, Dita Kurnia, Nindyantoro https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2024-06-30 2024-06-30 3 1 38 48 10.29244/ijaree.v3i1.53292 Strategi Mengurangi Emisi Gas Rumah Kaca pada Budidaya Padi di Indonesia https://jai.ipb.ac.id/index.php/ijaree/article/view/54757 <p>Kegiatan budidaya padi merupakan salah satu penyumbang emisi gas rumah kaca (GRK) yang paling signifikan dalam bentuk gas metana. Meningkatnya konsentrasi GRK menyebabkan terjadinya perubahan iklim yang dipicu oleh peningkatan suhu permukaan laut. Oleh karena itu, diperlukan upaya mengurangi emisi GRK dari kegiatan budidaya padi yang ramah lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi yang dapat dilakukan untuk mengurangi emisi GRK dari aktivtias pertanian budidaya padi dengan tetap mempertimbangkan tingkat produktivitasnya. Untuk menjawab tujuan penelitian, digunakan pendekatan studi literatur dan jenis data sekunder. Hasil analisis menunjukan bahwa teknik budidaya ramah lingkungan adalah hal penting untuk mengurangi tingkat emisi dari aktivitas budidaya padi yang dilakukan. Upaya tersebut antara lain penggunaan varietas padi rendah emisi, pengaturan air, penggunaan teknologi irigasi berselang, teknik Alternate Wetting and Drying, pemilihan musim tanam, pemilihan teknik budidaya ramah lingkungan, serta penggunaan pupuk dan bahan organik dengan bijak. Upaya-upaya tersebut menjadi alternatif solusi untuk dapat dilakukan karena petani mampu beradaptasi dengan tetap mempertimbangkan kondisi sosial dan budaya yang ada. Hal ini sangat penting untuk menjamin ketersediaan pangan berkelanjutan bagi penduduk.</p> <p>&nbsp;</p> <p>Rice cultivation activities are one of the most significant contributors to greenhouse gas (GHG) emissions in the form of methane gas. Increasing GHG concentrations cause climate change, triggered by rising sea surface temperatures. Therefore, efforts are needed to reduce GHG emissions from environmentally friendly rice cultivation activities. This research aims to analyze strategies that can be implemented to reduce GHG emissions from rice cultivation agricultural activities while still considering the level of productivity. A study literature approach and secondary data types were used to answer the research objectives. The analysis results show that cultivation techniques, use of fertilizers and seeds, and low-emission water management are essential to reduce emission levels from rice cultivation activities. These efforts include the use of low emission rice varieties, water regulation, use of intermittent irrigation technology, Alternate Wetting and Drying (AWD) techniques, selection of planting seasons, selection of environmentally friendly cultivation techniques (Climate Smart Agriculture), as well as the use of fertilizers and organic materials. Wisely. These efforts are alternative solutions that can be implemented because farmers can adapt while still considering existing social and cultural conditions. It is essential to ensure sustainable food availability for the population.</p> Audya Nurul Fathia Adi Hadianto Fitria Dewi Raswatie Copyright (c) 2024 Audya Nurul Fathia, Adi Hadianto, Fitria Dewi Raswatie https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2024-07-01 2024-07-01 3 1 49 58 10.29244/ijaree.v3i1.54757