Induksi dan Purifikasi Antibodi Anti-Coxiella burnetii untuk Deteksi Post Mortem Q Fever pada Ruminansia

  • Nina Herlina Laboratorium Reproduksi, Pemuliaan dan Kultur Sel Hewan, Pusat Penelitian Bioteknologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Cibinong, Bogor
  • Agus Setiyono Bagian Patologi, Departemen Klinik, Reproduksi, dan Patologi, Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor
  • Vetnizah Juniantito Bagian Patologi, Departemen Klinik, Reproduksi, dan Patologi, Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor
  • Syahruddin Said Laboratorium Reproduksi, Pemuliaan dan Kultur Sel Hewan, Pusat Penelitian Bioteknologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Cibinong, Bogor
Keywords: Q fever, sapi, Coxiella burnetii, antibodi poliklonal, imunohistokimia

Abstract

Q fever merupakan penyakit zoonosis yang disebabkan oleh bakteri gram negatif Coxiella burnetii dan terdistribusi luas di seluruh dunia. Gejala klinis pada hewan ternak bersifat tidak konsisten dan tidak spesifik. Metode imunohistokimia telah digunakan untuk mendiagnosis kasus Q fever pada hewan ternak. Antibodi yang digunakan untuk metode imunohistokimia masih tergolong mahal dan harus diimpor dari negara lain sehingga produksi antibodi menjadi peluang. Penelitian ini bertujuan untuk memproduksi antibodi poliklonal anti-C.burnetii dan mengkarakterisasi antibodi tersebut untuk mendeteksi antigen pada organ limpa, paru-paru, dan hati sapi dari Rumah Potong Hewan (RPH) di Medan yang sebelumnya telah dikonfirmasi positif C.burnetii. C. burnetii strain Nine Mile (NM) dan Complete Freund’s Adjuvant (CFA) digunakan untuk menginduksi antibodi pada dua ekor kelinci New Zealand White (NZW) jantan berumur 10-16 minggu. Boosting dilakukan menggunakan immunogen yang sama dengan Incomplete Freund’s Adjuvant (IFA) pada hari ke-14 pascainduksi. Pemanenan serum dilakukan pada hari ke- 24 pascainduksi. Purifikasi serum dilakukan menggunakan dua tahapan, yaitu presipitasi dengan ammonium sulfat saturasi 35% dan filtrasi gel dengan matriks Sephadex G-75. Konsentrasi akhir antibodi yang diperoleh adalah sebesar 11,3 μg μL-1. Sodium Dodecyl Sulfate Poly Acrylamide Gel Electrophoresis (SDS PAGE) dan Western Blot digunakan untuk mengkarakterisasi antibodi yang diproduksi. Selanjutnya dilakukan pewarnaan imunohistokimia menggunakan antibodi tersebut dan sebanyak 90% limpa, 100% paru, dan 100% hati bersifat imunoreaktif yang ditandai dengan warna kecokelatan pada sitoplasma makrofag. Hasil ini menunjukkan bahwa antibodi yang telah dipurifikasi tersebut mampu mendeteksi antigen C. burnetii pada ruminansia.

Downloads

Download data is not yet available.
Published
2019-02-21
Section
Penelitian / Research